Minggu, 05 Maret 2023

FILSAFAT PERILAKU ORGANISASI

 

TUGAS PRILAKU ORGANISASI
UNIVERSITAS PELITA BANGSA PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL 
DOSEN PENGAMPU : ABDUL LATIF SE,.MM
  NAMA MAHASISAWA : FAHMI SYAEFULUMAM
 NIM : 152210076

FILSAFAT PERILAKU ORGANISASI

1. Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi.

Grenberg dan Baron - Organisasi adalah sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja sama untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati.
Rivai dan Mulyadi (2012) - formal studi mengenai perilaku organisasi dimulai sekitar tahun 1948 - 1952. Perilaku organisasi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terus berkembang guna membantu suatu organissi untuk meningkatkan produktivitasnya.

2. Perilaku Individu dalam Organisasi 

Sopiah (2008) - Untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud adala ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap.
Badeni (2013) -  Secara umum dalam ilmu psikologi terdapat tiga teori kepribadian untuk memahami kepribadian seseorang yaitu trait theory (teori sifat), psychodynamic theory (teori psikodinamik) dan humanistic theory (teori humanistik) teori sifat mengatakan bahwa kepribadian sebagai keunikan yang dimiliki seseorang dilihat dari sifat (traits) tertentu, seperti ketelitian dan ketidaktelitian, keramahan dan ketidakramahan, dan lain- lain.

Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda- beda dalam menghadapi rangsangan- rangsangan yang mereka hadapi. Dalam teori ini bahwa dalam diri manusia ibarat ada pertempuran antar the id dan superego yang dimoderasi oleh ego. Teori- teori humanistik menekankan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan tumbuh dan beraktualisasi diri.

3. Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Ivancevich dkk (2006) - Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Masingmasing dari kita telah menjadi dan masih menjadi anggota kelompok- kelompok yang berbeda. Ada kelompok sekolah, kelompok kerja, kelompok keluarga, kelompok sosial, kelompok kegamaan, kelompok formal, dan kelompok informal.

Herman Sofyandi (2007) - kelompok tidak hanya terbentuk karena tindakan manajerial, tetapi juga karena adanya usahausaha inividu para manajer menciptakan kelompok-kelompok kerja untuk menangani tugas dan pekerjaan yang diberikan. Kelompok-kelompok semacam itu, yang diciptakan oleh keputusan manajerial disebut kelompok formal.

Robbins dan Judge (2008)
berpendapat bahwa manusia berkelompok untuk alasan:

Kekuatan
Manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Kekurangan dan kelemahan yang dimiliki dapat ditutupi jika mendapat dukungan dari orang lain.

Pencapaian Tujuan
Melalui organisasi, tujuan akan mudah dicapai. Sebagai sasaran dan alat, organisasi dapat digunakan untuk mempercepat proses tujuan bersama.

4. Mengapa Perlu Perilaku Organisasi

Terdapat sejumlah alasan di antara para pakar, mengapa perlu perilaku organisasi. Namun, dari semua pendapat yang ada menunjukkan bahwa terdapat peningkatan perhatian pada kepentingan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam organisasi. Apabila sumber daya manusia diperhatikan pada gilirannya akan memberikan kontribusi lebih tinggi bagi organisasi.

Wibowo (2013)

Tiga alasan mengapa perlu mempelajari perilaku organisasi :

1. Practical Application

Dalam kenyataan riil organisasi, ada beberapa manfaat memahami perilaku organisasi, antara lain berkenaan dengan pengembangan gaya kepemimpinan, pemilihan strategi dalam mengatasi persoalan, seleksi pekerjan yang tepat, peningkatan kinerja dan sebagainya.

2. Personal Growth

Dengan memahami perilaku organisasi dapat lebih memahami orang lain. Memahami orang lain akan memeberikan pengetahuan diri dan wawasan diri lebih besar. Dengan memahami orang lain, atasan dapat menilai apa yang diperlukan bawahan untuk mengembangkan diri sehingga pada gilirannya meningkatkan kontribusi pada organisasi.

3. Increased knowledge

Dengan perilaku organisasi dapat menggabungkan pengetahuan tentang manusia dalam pekerjakan. Studi perilaku organisasi dapat membantu orang untuk berfikir tentang masalah yang berhubungan dengan pengalaman kerja. Kemampuan berpikir kritis dapat bermanfaat dalam menganalisis baik masalah pekerjaan maupun personal.

Winardi (2003)

Seorang psikolog keorganisasian terkenal berpendapat bahwa semua organisasi memiliki empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1. Koordinasi upaya

Para individu yang bekerja sama dan mengoordinasi upaya mental atau fisikal mereka dapat mencapaibanyak hal yang hebat dan yang menakjubkan. Contohnya piramidapiramida di Mesir, tembok besar di RRC

2. Tujuan umum bersama

Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak yang telah bersatu, mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan

3. Pembagian kerja

Dengan jalan membagi-bagi tugas kompleks menjadi pekerjan-pekerjaan yang terspesialisasi, maka suatu organisasi dapat memanfaatkan sumber- sumber daya manusianya secara efisien

4. Hierarki otoritas

Menurut teori organisasi tradisional, apabila ingin dicapai sesuatu hasil melalui upaya kolektif formal, harus ada orang yang diberi otoritas untuk melaksanakan kegiatan

Kontribusi Disiplin Ilmu Pada Organisasi

Rivai dan Mulyadi, (2012)

Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu perilaku organisasi terapan yang dibangun atas sumbangan- sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu. Bidang disiplin ilmu yang menonjol tersebut adalah Psikologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Politik.

Menurut Robbins yang dikutip oleh Badeni (2013) 

ikhtisar sumbangan disiplin- disiplin ilmu tersebut adalah:

Psikologi

Ilmu psikologi memberikan sumbangan terhadap perilaku organisasi terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi, terutama psikologi organisasi yang mencoba untuk memahami dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.

Sosiologi

Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam organisasi.

Antropologi

Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Ilmu politik

Meskipun sering diabaikan, kontribusi para ilmuwan politik signifikan dalam memahami perilaku dalam organisasi. Ilmu politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik.

Model Perilaku Organisasi

Grenberg dan Baron (2003)

Perilaku organisasi merupakan bidang yang bersifat multi disiplin yang membahas perilaku organisasi sebagai proses individu kelompok dan organisasional. Pengetahuan ini dipergunakan ilmuan yang tertarik memahami perilaku manusia dan praktisi yang tertarik dalam meningkatkan efektivitas organisasional dan kesejahteraan individu.

McShane dan Von Glinow (2013)

Merumuskan perilaku individu sebagai model MARS


Gambar 1.1Mars Model 
Model MARS

Motivation
Atau motivasi mencerminkan kekuatan dalam diri orang yang memengaruhi direction (arah), intensity (intensitas) dan persistence (kekuatan) orang tersebut dalam perilaku sukarela. Direction menunjukkan jalan yang diikuti orang yang terikat pada usahanya. Sebenarnya, orang mempunyai pilihan kemana menempatkan usaha.
Aptitudes /Ability
Adalah bakat alamiah yang membantu pekerja mempelajari tugas spesifik lebih cepat dan mengerjakannya dengan lebih baik.
Role perception
Atau persepsi terhadap peran diperlukan untuk mewujudkan pekerjaan dengan baik. Persepsi peran merupakan tingkatan dimana orang memahami tugas pekerjaan atau peran yang ditugas kan kepada mereka atau diharapkan dari mereka.

Pendekatan Prilaku Organisasi Pada Manajemen
Luthans (2012)
Perilaku organisasi merepresentasikan manajemen manusia, bukan keseluruhan manusia, pendekatan yang dikenal dalam manajemen mencakup pendekatan proses, kuantitatif, system, pengetahuan dan kontigensi. Dengan kata lain perilaku organisasi tidak bermaksud untuk menggambarkan keseluruhan manajemen.
Kerangka Kognitif
Pendekatan kognitif pada perilaku manusia memiliki banyak sumber input. Pendekatan kognittif menekankan aspek perilaku manusia yang positif dan berkeinginan bebas dan menggunakan konsep seperti harapan, permintaan, dan tujuan. Kognisi, yang merupakan unit dasar dari kerangka kognitif, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mengetahui sebuah item informasi.
Kerangka Kognitif Sosial
Pendekatan kognitif telah dianggap menjadi mentalistik, dan pendekatan behavioristik telah menjadi deterministik. Teori kognitif berpendapat bahwa model S-R, dan bagi tingkat model R-S yang lebih rendah, terlalu memekanisasi penjelasan perilaku manusia. Tampaknya masuk akal jika interpretasi S-R yang ketat dikritik terlalu mekanistik. Tetapi, pendekatan ilmiah yang telah dikerjakan secara cermat oleh ahli perilaku membuat model operan memberikan kontribusi luar biasa pada studi dan arti perilaku manusia . Hal yang sama dapat dikatakan pada pendekatan kognitif. Banyak penelitian telah dilakukan untuk memverifikasi pentingnya penjelasan perilaku manusia. Daripada melontarkan kritik tidak konstruktif terhadap kedua pendekatan tersebut, lebih baik menyadari bahwa masing- masing pendekatan dapat membuat kontribusi penting untuk memahami, memprediksi, dan mengontrol perilaku manusia. Pendekatan kognitif sosial mencoba mengintegrasikan kontribusi kedua pendekatan tersebut.

Komenta

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda